Pupuk hayati adalah sebuah komponen yang mengandung mikroorganisme hidup yang diberikan ke dalam tanah sebagai inokulan untuk membantu menyediakan unsur hara tertentu bagi tanaman. Menurut Vessey (2003) pupuk hayati adalah substansi yang mengandung mikroorganisme hidup, yang ketika diaplikasikan kepada benih, permukaan tanaman, atau tanah dapat memacu pertumbuhan tanaman. Menurut Permentan (2009) pupuk hayati adalah produk biologi aktif terdiri dari mikroba yang dapat meningkatkan efisiensi pemupukan, kesuburan, dan kesehatan tanah.
Pupuk hayati dapat berisi bakteri atau fungi yang berguna bagi tanaman. Beberapa bakteri yang digunakan dalam pupuk hayati antara lain Azetobacter sp., Azospirilium sp., lactobacillus sp., Pseudomonas sp., dan Rhizobium sp. Isolat bakteri tersebut dapat memacu pertumbuhan tanaman padi dan jagung di rumah kaca dan di lapang (Hamim, 2008). Tombe (2008) menambahkan, pupuk hayati bertujuan untuk meningkatkan jumlah mikroorganisme dan mempercepat proses mikrobiologis untuk meningkatkan ketersediaan hara, sehingga dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Pupuk hayati bermanfaat untuk mengaktifkan serapan hara oleh tanaman, menekan soil borne disease, mempercepat proses pengomposan, memperbaiki struktur tanah, dan menghasilkan substansi aktif yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Bakteri Azotobacter sp. dan Azospirilium sp. termasuk bakteri aerob dan berasosiasi bebas (Yuwono, 2006). Menurut Simanungkalit (2001), Azotobacter sp. dan Azospirilium sp. berfungsi sebagai penambat nitrogen dari udara bebas, sehingga tumbuhan bisa mendapatkan nitrogen secara optimal. Atlas dan Bortha (1998), bakteri seperti Pseudomonas mampu melarutkan P dari bentuk tidak larut menjadi tersedia bagi tanaman. Pattern dan Glick (2002) menambahkan, bakteri tersebut juga mampu menghasilkan hormon-hormon tumbuh seperti auksin, giberelin, mapun kinetin yang merangsang pertumbuhan akar rambut sehingga meningkatkan serapan hara tanaman. Bakteri lain menurut Yuwono (2006) yang dapat melarutkan fospat diantaranya: Bacillus firmus, B. subtilis, B. cereus, B. licheniformis, B. polymixa, B. megatherium, Arthrobacter sp., Achromobacter sp, Flavobacterium sp, Micrococus sp, dan Mycobacterium sp. Peran bakteri tersebut menyebabkan tanaman mampu menyerap hara lebih banyak sehingga pertumbuhannya dapat lebih baik. Secara prinsip bakteri berperan dalam meningkatkan ketersediaan hara tanaman serta meningkatkan kapasitas serapan hara tanaman.
Pengaruh Pupuk Hayati terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Pupuk hayati adalah mikroba yang dapat membantu menyediakan unsur hara tertentu bagi tanaman (Simanungkalit, 2001). Penelitian Wu et al (2005) menunjukan bahwa pupuk hayati dapat memacu pertumbuhan tanaman. Fadiluddin (2009) menambahkan keberadaan mikroba di dalam pupuk hayati dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman melalui fiksasi N, membuat hara lebih tersedia dalam pelarutan P atau meningkatkan akses tanaman untuk mendapatkan unsur hara yang memadai.
Mikroba yang terdapat dalam pupuk hayati dapat memasok unsur hara. Mikroba dapat hidup bersimbiosis dengan tanaman, sehingga mampu menambat unsur N dari udara yang selanjutnya diubah menjadi bentuk yang tersedia bagi tanaman (Goenadi, 2004). Menurut Dobermann dan Fairhust (2000), fungsi unsur N pada tanaman padi dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman seperti tinggi tanaman, jumlah anakan dan meningkatkan kehijauan warna daun. Penelitian Fadiluddin (2009), aplikasi pupuk hayati berpengaruh nyata terhadap semua parameter pertumbuhan baik jagung maupun padi gogo.
Aplikasi pupuk hayati selain dapat meningkatkan petumbuhan tanaman juga berdampak terhadap peningkatan produksi tanaman. Hasil penelitian Dey et al (2004), aplikasi mikroba aktivator telah meningkatkan pertumbuhan kacang tanah, bobot kering tajuk, jumlah nodul, dan bobot biji saat panen dengan rata-rata peningkatan produksi biji mencapai 66 %. Penelitian Hidayati (2009) di rumah kaca pada tanaman padi bahwa aplikasi pupuk hayati berpengaruh nyata terhadap jumlah malai per rumpun, jumlah gabah isi dan hampa per rumpun, dan bobot produksi biji per rumpun, sedangkan pada tanaman jagung aplikasi pupuk hayati memberikan pengaruh nyata terhadap bobot produksi biji dan bobot 100 biji.
No comments:
Post a Comment