Hama endemis ini berkembang dari dari pantai hingga daerah pedalaman dengan ketinggian 200 meter diatas pemukaan laut dengan curah hujan (kurang dari 200 mm).
Tanda-tanda hama ini dimulai dengan melakukan invasi (terbangnya ribuan kupu-kupu keell berwarna putih pada sore dan malam hari) setelah 35 hari masa hujan. Kupu-kupu ini melakukan terbang sekitar dua minggu, menuju daerah-daerah persemaian tanamaan padi. Selanjutnya telur-telur (170-240 telur) diletakkan dibawah daun padi yang masih muda dan akan menetes menjadi ulat perusak tanaman padi setelah seminggu. Ulat S.Innotata selain mampu mewujudkan serangan hama sundep, mampu pula mewujudkan serangan hama beluk. Penyerangan ini dikenal dengan nama "Hama Sundep" dan "Hama Beluk",
Perbedaan Hama Sundep dan Hama Beluk.
Hama Sundep
|
Hama Beluk
|
Menyerang daun padi muda. menguning dan mati. Walaupun batang padi bagian bawah masih hidup atau membentuk anak tanaman baru tapi pertumbuhan daun baru tidak terjadi. | Menyerang titik tumbuh tanaman padi yang sedang bunting sehingga buliran padi keluar, berguguran, gabah-gabah kosong dan berwarna keabu-ahuan. |
Selain itu gejala serangan Sundep terjadi pada fase vegetatif dimana daun tengah atau pucuk tanaman mati karena titik tumbuh dimakan. Pucuk yang mati akan berwarna coklat dan mudah dicabut. Gejala serangan Beluk terjadi pada fase generatif, hal ini bisa dilihat malai akan mati karena pangkalnya dikerat oleh larva. Malai yang mati akan tetap tegak berwarna abu-abu putih dan bulirnya hampa. Malai ini mudah dicabut dan pangkalnya terdapat bekas gigitan larva.
Sejak tahun 1912, penggerek batang padi putih dinyatakan sebagai jenis hama padi yang paling merusak di Pulau Jawa. Selama periode 40 tahun (1900 - 1940) tercatat terjadi eksplosi penggerek padi putih sebanyak 9 kali, kemudian eksplosi yang cukup luas terjadi lagi pada tahun 1990 di Jawa Barat, yakni di kabupaten Indramayu, Subang dan Karawang.
Angin membantu penyebaran ngengat dan larva. Larva yang baru keluar dari telur menggantungkan diri dengan benang sutera halus pada daun padi sebagai alat pindah ke pertanaman lainnya. Pada daerah dimana terdapat pola pertanaman padi lebih dari satu kali setahun, hama ini menjadi penting artinya karena periode tersedianya makanan yang cukup panjang.
Untuk membasmi hama-hama ini ditempuh cara-cara sebagai berikut:
- Petani menyebarkan bibit-bibit tanaman padi di persemaian setelah tahu jadwal invasi serangan ulat-ulat ini diperkirakan telah selesai.
- Penanaman padi yang memiliki daya regenerasi yang tinggi.
- Menghancurkan telur-telur S. innotata yang teradapat dilingkungan persemaian dan membunuh larva-larva yang baru menetas.
- Melakukan tindakan preventif dengan penyemprotan persemaian menggunakan insektisida yang resistensi.
- Bibit-bibit tanaman padi yang akan disemai dicelupkan dalam herhisida.
- Setelah invasi S. innotata dilakukan penyemprotan insektisida yang mematikan telur dan larva.
- Crop rotation (pergiliran tanaman), setelah penanaman padi batang atau jeraminya harus dibenamkan kedalam tanah/lumpur.
- Menarik perhatian S. innotata menggunakan perangkap jebak berwarna atau lampu petromaks. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
* Siapkan pula nampan seng sebagai tempat petromaks.
* Cari oli bekas, yang baru beli juga boleh. Nggak tergantung merk.
* Nyalakan lampu petromax. Harus malam hari. Tidak bisa siang hari.
* Letakkan lampu diatas nampan yang telah diberi oli bekas.
* Kupu-kupu sundep yang cuma muncul dimalam hari akan tertarik pada cahaya lampu, dan akan menempel pada lapisan oli di nampan seng.
Writed by Baranur
sy baca yang no 5, kok aneh ya? masak direndam dalam herbisida. boleh tau apa alasannya logisnya?
ReplyDelete