Aplikasi pupuk hayati terpadu dengan pupuk oraganik dan pupuk anorganik dapat meningkatkan serapan hara, pertumbuhan tanaman dan hasil produksi tanaman. Masing-masing jenis pupuk mempunyai manfaat yang berbeda. Dengan berpadunya penggunaan ketiga jenis pupuk ini merupakan salah satu solusi mengatasi masalah pencemaran lingkungan yang diakibatkan pengggunaan Pupuk secara berlebih terutama Pupuk Anorganik atau Pupuk Kimia.
Penelitian Fadiluddin (2009), aplikasi pupuk hayati yang dikombinasikan dengan pupuk anorganik pada tanaman jagung meningkatkan serapan hara makro total hingga 145 % dan 665.3 % dibandingkan dengan perlakuan tanpa pemupukan (kontrol), sedangkan pada padi gogo mampu meningkatkan serapan unsur hara makro total hingga 99.4 % dan 80.6 % dibandingkan kontrol. Percobaan pupuk hayati mampu mengurangi penggunaan pupuk
anorganik.
Hasil penelitian Goenadi (1995), aplikasi bakteri dalam pupuk hayati mampu menurunkan dosis pupuk anorganik hingga 50 % pada tanaman pangan. Laporan Kristanto et al (2002) menyebutkan bahwa inokulasi bakteri Azospirillum pada tanaman jagung mampu mengurangi kebutuhan pupuk N sampai dengan dosis sedang. Penelitian Patola (2005) juga menyatakan bahwa aplikasi pupuk hayati dengan pupuk NPK sampai 50 % anjuran mampu meningkatkan hasil gandum sebesar 13 %. Penelitian Fadiluddin (2009) juga menambahkan bahwa aplikasi pupuk hayati cair dikombinasikan dengan kompos 50 % + NPK 50 % dapat meningkatkan bobot produksi jagung pipilan per tanaman dan bobot 100 biji jagung yang masing-masing mencapai 274.6 % dan 79.7 %, sehingga percobaan pupuk hayati tersebut mampu mengurangi dosis pupuk NPK sampai 50 %.
No comments:
Post a Comment