Oleh : Baranur W.P., S.T.P.
1. Lahan dan Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah harus disesuaikan dengan kondisi lahan yang akan diolah. Lahan yang akan diolah tergantung kepada tipe penggunaannya.
Lahan-lahan tersebut dapat dibagi ke dalam 4 macam:
a. Lahan perladangan berpindah (Shifting Cultivation). Hutan atau semak belukar ditebang dan dibakar lalu ditanami. Setelah 2-3 tahun kesuburan tanahnya menurun, lahan tersebut ditinggalkan untuk menghutan kembali. Petani peladang akan berpindah ke tempat lain dengan cara yang sama seperti penggarapan awal. Bila siklus perpindahan dapat berlangsung dengan waktu yang cukup lama (di atas 20 tahun) mungkin tidak apa-apa, tetapi bila siklusnya sempit atau kurang dari 5 tahun, ekosistem akan menjadi kritis bhakan akan menjadi gundul atau menjadi padang alang-alang.
b. Lahan perlandangan berpindah modern (Modern Shifting Cultivation/ MSC), lahan perladangan ini dilakukan pada lahan hutan tanaman industry (HTI) atau tanaman perkebunan yang secara periodik ada peremajaan. Sebelum lahan sitanami tanaman hutan industri atau perkebunan, lahan tersebut dapat ditanami padi gogo atau palawija lainnya.
c. Lahan perladangan sistem tumpang sari (Intercultur) yaitu kelanjutan dari MSC yang lahannya telah ditanamai tanaman hutan industri (seperti: Jati, Rasamala, Mahoni, Akasisa, dll) atau tanaman perkebunan (seperti: Kelapa dalam, Kelapa sawit, Karet, dll) yang dalam proses peremajaan.Sistem tumpangsari dapat dilakukan sampai tanaman hutan industri atau perkebunan berumur 3 sampai 4 tahun atau naungan tanaman pokok samapi menutup 50%.
d. Lahan perladangan tetap (Permanent Cultivation), merupakan lahan ladang yang tetap ditanami padi gogo atau palawija lainnya secara tradisional.
Pengolahan tanah untuk padi gogo tergantung tipe lahan kering yang akan dikelola. Pada areal perladangan tetap dan areal tumpangsari, pengolahan tanah dapat dilakukan dengan menggunakan herbisida, alat sederhana sampai mesin pertanian. Pada lahan perladangan berpindah dan perladangan berpindah modern pengolahan tanah hanya dapat dilakukan dengan herbisida dan alat sederhana seperti cangkul.
Pengolahan tanah yang paling baik adalah digarpu saat musim kering (kemarau), sehingga tanah bagian atas dibalik dan akar-akar atau rizome gulma seperti alang-alang diangkat. Selain itu membalik tanah di musim kering akan sangat mengurangi pertumbuhan gulma, bahkan gulma tidak dapat tumbuh sampai 2 bulan setelah tanam. Bila gulma tidak tumbuh sampai 2 bulan setelah tanam, pertanaman padi gogo tidak perlu disiangi karena tanaman sudah menutup.
2. Penggunaan Varietas Unggul dan Benih Bermutu
Benih merupakan bagian yang sangat penting dan paling utama, hal ini disebabkan produksi padi gogo lebih dari 50% ditentukan oleh kualitas benih yang baik. Benih varietas padi gogo yang telah dikeluarkan oleh BB Padi mempunyai potensi untuk meningkatkan produksi. Varietas padi gogo yang dapat dipilih adalah varietas: Batutegi, Situ Bagendit, Inpago 4, Inpago 5, Inpago 6, Inpago 7, Inpago 8 dan Inpago 9, dll. Potensi hasil varietas tersebut rata-rata bisa mencapai 8,4 ton/ha, sedangkan produksi padi lokal antara2,5 samapi 4 ton/ha.
Sebelum tanam sebaiknya benih diuji daya kecambahnya, dianjurkan daya kecambahnya diatas 90%. Menjelang tanama, benih diperlakukan dengan insektisida (seed treatment) agar terhindar dari hama yang menyerang tanaman muda, seperti lalat bibit dan hama kuuk/lundi atau mentul. Kebutuhan padi gogo sekitar 40-50 kg/ha. Pengaturan populasi diharapkan dapat mencapai sekurangnya 200.000 rumpun/ha. Bila populasi dapat mencapai optimal, tanaman akan cepat menutup dan dapat lebih bersaing dengan pertumbuhan gulma.
Tabel Varietas Unggul Padi Gogo Rakitan Badan Litbang Pertanian
Varietas
Potensi
Hasil
(Ton/ha)
Rata-rata
Hasil
(Ton/ha)
Umur Panen
(hari sejak sebar)
Keunggulan Lainnya
Inpago 4
6,1
4,1
124
Toleran Al (60 ppm), tahan blas daun dan blas leher
Inpago 5
6,2
4,0
118
Agak toleran Al (60 ppm), tahan blas daun dan blas leher, toleran kekeringan
Inpago 6
5,8
3,9
113
Agak toleran Al (60 ppm), tahan blas daun dan blas leher
Inpago 7
(beras merah)
7,4
4,6
111
Tahan terhadap penyakit blas ras 133, dan agak tahan ras 73, 173, dan 033
Inpago 8
8,1
5,2
119
Tahan tehadap penyakit blas ras 73, 173, 33, dan 133. Toleran terhadap kekeringan, agak toleran keracunan Al dan Fe.
Inpago 9
8,4
5,2
109
* Agak tahan tehadap penyakit blas ras 133, moderat ras 33 dan 173.
* Agak tahan terhadap hawar daun bakteri patotipr III.
* Agak tahan terhadap wereng batang coklat biotipe 1.
* Baik ditanam dilahan subur di Jawa dan lahan PMK di Lampung.
Situ Bagendit
6,0
4,0-5,5
110-120
Agak tahan terhadap blas
Agak tahan terhadap hawar daun bakteri patotipr III
3. Waktu Tanam dan Tanam
Waktu tanam padi gogo sangat ditentukan oleh curah hujan dan distribusi hujan harian. Waktu tanam yang baik ialah bila curah hujan sudah mencapai 200 ml/bulan atau 60 ml per decade dengan 2-3 hari hujan. Penentuan waktu tanam dapat juga didasarkan kepada kedalaman basah tanah, yaitu bila tanah telah basah pada kedalaman 10-20 cm dari permukaan tanah, maka sudah dapat dilakukan tanam padi gogo.
Tanam padi gogo yang aman adalah dengan sistem tugal, karena benih dapat berada pada kedalaman 4-5 cm dan pada kelembabab tanah yang cukup setelah lubang tugalan ditimbun. Tanam tugal dilakukan untuk mengantisipasi curah hujan yang tidak menentu. Pada daerah-daerah yang curah hujannnya dapat diramalkan tetap, maka tanam padi gogo dapat dilakukan dengan sistem larikan. Kedalaman larikan hanya 2-3 cm saja, namun benih yang ditanamkan akan cepat tumbuh karena hujannya tetap dan hari hujan merata.
4. Pemupukan
Waktu pemupukan pertama adalah pada 10-15 hari setelah padi tumbuh (HSTb) dengan menggunakan NPK (15:15:15) sebanyak 200 kg/ha. Waktu pemupukan kedua yaitu pada umur 35-40 HSTb dengan takaran 50-75 kg urea/ha dan pemupukan ketiga pada saat premordia/ pembungaan dengan takaran 50-75 kg urea/ha. Pemupukan urea padi gogo disarankan jangan terlalu tinggi karena akan merangsang serangan penyakit blas, baik blas daun maupun blas leher. Kebutuhan atau dosis pupuk sabgat tergantung dari status kesuburan lahan. Untuk itu sebaiknya penentuan dosis pupuk dilakukan berdasarkan analisis hara tanah. Cara pemupukan pertama dan kedua sebaiknya dilakukan dengan cara larikan, setelah alur larikan berisi pupuk segera ditutup dengan tanah. Sedangkan pemupukan ketiga dengan cara disebar, karena tanaman padi gogo sudah menutup.
Waktu pemupukan kedua dan ketiga (pupuk urea susulan pertama dan kedua) supaya efisien, sebaiknya menggunakan ukuran standar dengan alat bagan warna daun (BWD). Bila nilai warna pengukuran di bawah 3, maka pertanaman harus segera dipupuk.
Kendala pemupukan padi gogo, ketika waktu pelaksanaan pemupukan, kondisis tanah harus dalam keadaan lembab atau setelah ada hujan. Bila saat tanaman harus dipupuk, tetapi kondisi lahan dalam keadaan kering, pelaksanaan pemupukan harus ditunda/ditunggu sampai ada hujan atau kondisi lahan lembab.
5. Penyiangan
Penyiangan padi gogo merupakan bagian yang sangat berat bagi petani padi gogo, hal ini disebabkan tumbuhnya rumput/gulma dapat lebih cepat dari padi gogo dan akan bersaing dengan tanaman padi gogo. Oleh karena itu pengendaliaan gulma sebaiknya dimulai pada saat sebelum atau beberapa hari setelah tanam benih.
Pada lahan yang diolah sederhana dengan cangkul atau dengan bahan kimia yang dilakukan padasaat kering, maka pada saat waktu tanam benih atau pada 1-2 hari sebelum tanam benih atau pada 1-2 hari setelah tanam benih, lahan diaplikasi dengan herbisida untuk menekan pertumbuhan gulma berdaun lebar maupun berdaun sempit. Penggunaan herbisida sebaiknya setelah biji gulma berdaun lebar atau berdaun sempit tumbuh atau berkecambah.
Secara umum penyiangan biasanya dilakukan 2 kali selama pertumbuhan padi gogo, penyiangan pertama dilakukan pada umur 10 HSTb dan yang kedua pada umur 30-35 HSTb. Pelaksanaan penyiangan tidak semata-mata untuk menghilangkan gulma, tetapi juga seperti perlakuan pembumbunan tanaman padi gogo. Pada saat pembumbunan akan memotong akar primer, yang selanjutnya akan memacu pertumbuhan akar sekunder tanaman padi. Sebaiknya penyiangan dilakukan sebelum pelaksanaan pemupukan dasar atau pupuk susulan pertama. Pelaksanaan penyiangan juga disarankan pada kondisi lahan kering agar akar gulma yang terpotong cepat mati, bila dalam kondisi lembab gulma akan sulit mati dan akan cepat tumbuh lagi bila akarnya tertinggal.
Pada lahan yang diolah dengan alat garpu di musim kering untuk membalik tanah, maka gulma dimungkinkan tidak tumbuh sampai 2 bulan setelah tanam. Pada kondisi seperti ini, pertanaman padi gogo tidak perlu disiangi karena pada umur 2 bulan daun padi sudah menutup dan gulma akan kalah bersaing dengan padi gogo yang ditanam
6. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama daun, penggerek batang dan hama buah/gabah padi dapat menggunakan semprotan.Pengendalian hama padi gogo dengan semprotan terkadang sangat sulit, hal ini disebabkan tidak ada air pada saat akan diaplikasi padahal kerusakan oleh hama atau populasi hama sudah mencapai ambang ekonomi. Salah satu usaha adalah dengan menggunakan perlakuan benih (seed treatment), dan pada setiap pemupukan pupuk dicampur dengan insektisida bentuk butiran yang sitemik. Hama-hama yang biasa menyerang padi gogo adalah pemakan dan penghisap tanaman, penggerek batang padi, penggorok daun, dan pembuat furu.
Tabel Beberapa jenis hama tanaman yang biasa menyerang/merusak tanaman padi gogo
Cara Makan Hama
Nama Hama
Penghisap
Batang
Wereng Coklat (Nilaparvata lugens)
Daun
Wereng Hijau
Bulir
Walang Sangit (Leptpcorisa sp), Kepik (Nezara sp)
Pemakan
Daun
Belalang Padi (Oxya Chinensis), Belalang nyungcung (Atractomorpha sp), belalang jongrang (Acrida sp), belalang kayu (Valanga nigricornis), belalang kembara (Lucusta migratoria), pelipat daun (Cnaphalocrosis medinalis)
Batang
Anjing tanah = orong-orong = gang (Gryllotalpa afiricana), lalat bibit (Atherigona sp), tikus
Akar
Uret = kuuk (Holotrichia helleri), mementul
Penggerek Batang
Penggerek batang padi putih (Schirpophaga innota), Penggerek batang padi kuning (Schirpophaga incertulas), Penggerek batang merah jambu (Sesamia inferens), Penggerek batang kepala hitam (Chilo Polychrysus), Penggerek batang bergaris (Chilo Suppressalis)
Penggorok Daun
Hispa
Pembuat Furu
Ganjur (Orseolia oryzae)
Penyakit yang banyak menyerang padi gogo adalah blas (Pyricularia grisea). Penyakit ini dapat dikendalikan dengan menyemprotkan fungisida pada saat anakan maksimum dan 5% berbunga. Fungisida yang dapat dipakai dengan bahan aktif Klorotalonil, Metil Tiofanat,dsb.
7. Panen dan Pasca Panen
Pelaksanaan panen padi gogo adalah sama dengan panen padi sawah. Panen padi gogo varietas unggul baru (VUB padi gogo) dengan cra diarit pada pangkal batang dan merontoknya dengan digiles atau digebot. Hasil panen dijemur dan setelah kering disimpan dalam karung.
Sumber:
Tabloid Mingguan Sinar Tani, Edisi 31 Oktober-08 November 2012, No.3480 Tahun XLIII, Hal.19
No comments:
Post a Comment