Wednesday, 23 November 2016
Tanaman Stevia sebagai Sumber Pemanis
Stevia memang lebih populer di wilayah asalnya, Amerika Selatan dan di Asia Timur seperti Jepang, China dan Korea Selatan. Di Paraguay, suku Indian Guarani telah menggunakan stevia sebagai pemanis sejak ratusan tahun lalu. Ada sekitar 200 jenis stevia di Amerika Selatan, tetapi hanya Stevia rebaudiana yang digunakan sebagai pemanis. Tahun 70-an, stevia telah banyak digunakan secara luas sebagai pengganti gula. Di Jepang, 5,6% gula yang dipasarkan adalah stevia atau yang dikenal dengan nama sutebia. Stevia juga digunakan sebagai pengganti pemanis buatan seperti aspartam dan sakarin.
Stevia memiliki beberapa keunggulan dibandingkan bahan pemanis lain, antara lain tingkat kemanisannya yang mencapai 200-300 kali kemanisan tebu serta rendah kalori sehingga aman dikonsumsi oleh penderita diabetes dan obesitas. Selain itu, stevia juga bersifat non-karsinogenik. Zat pemanis dalam stevia, yaitu steviosida dan rebaudiosida tidak dapat difermentasikan oleh bakteri di dalam mulut menjadi asam. Asam ini yang apabila menempel pada email gigi dapat menyebabkan gigi berlubang. Oleh karena itu, stevia tidak menyebabkan gangguan pada gigi.
Stevia adalah tanaman perdu yang tumbuh pada ketinggian 500-1000 m di atas permukaan laut. Di dataran rendah stevia akan cepat berbunga dan mudah mati apabila sering dipanen. Suhu yang cocok berkisar antara 14 - 27°C dan cukup mendapat sinar matahari sepanjang hari. Terdapat beberapa cara untuk memperbanyak stevia, yaitu dengan mengecambahkan biji stevia, stek batang, pemisahan rumpun ataupun dengan kultur jaringan.
Bagian tanaman stevia yang digunakan sebagai pemanis adalah daunnya. Daun stevia dapat langsung digunakan sebagai pemanis. Cara untuk memanfaatkannya yaitu dengan dikeringkan. Proses pengeringan tidak memerlukan panas yang tinggi. Untuk skala rumah tangga, cukup dengan mengeringkan di bawah sinar matahari selama kurang lebih 12 jam. Mengeringkan lebih dari itu akan menurunkan kadar steviosidanya. Bisa juga dengan mengeringkan daun stevia di dalam microwave selama 2 menit, kemudian diserbukkan. Serbuk ini dapat langsung dikonsumsi sebagai pemanis makanan. Pemanis stevia juga dapat dikonsumsi dalam bentuk cair, yakni dengan merendamnya selama 24 jam kemudian disimpan di dalam kulkas. Perbandingan air dengan daun stevia 1: 4.
Penelitian pengembangan stevia di Indonesia telah dilakukan sejak tahun 1984 oleh BPP (sekarang Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia) dan menghasilkan antara lain bibit unggul klon BPP 72. Daun Stevia klon BPP 72 mempunyai kandungan steviosida 10-12 % dan rebaudiosida 2-3 %. Identifikasi klon unggul stevia didasarkan pada beberapa kriteria antara lain produksi daun yang tinggi yaitu 3-5 ton/ha, pembungaan yang lambat, pertumbuhan yang baik, dan kandungan pemanis yang tinggi yaitu antara 11,5-16,7 %. Sudah seharusnya potensi besar stevia sebagai bahan pemanis lebih diperhatikan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Budidaya Tanaman Mentimun
Mentimun (Cucumis sativus L.) adalah sayuran paling mudah diolah. Tidak perlu dimasak atau ditumis, cukup dicuci atau dikupas, dimakan ment...
No comments:
Post a Comment