Sunday, 20 November 2016
Pengaruh pH Tanah terhadap Ketersediaan Unsur Hara
Apa itu pH tanah? Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hydrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah selain H+ dan ion-ion lain ditemukan pula ion OH-, yang jumlahnya berbanding terbalik dengan banyaknya H+. Pada tanah yang masam jumlah ion H+ lebih tinggi daripada OH-, sedang pada tanah alkalis kandungan OH- lebih banyak daripada H+. Bila kandungan H+ sama dengan OH- maka tanah bereaksi netral yaitu mempunyai pH = 7. pH tanah berkisar antara 0-14. pH 7 disebut sebagai pH netral, kurang dari 7 disebut dengan masam dan lebih dari 7 disebut dengan alkalis. pH tanah di Indonesia umumnya masam berkisar antara 4,0-5,5, sehingga tanah dengan pH 6,0-6,5 telah dikatakan baik, walaupun sebenarnya agak masam (Sarwono
Hardjowigeno dalam Ilmu Tanah, 2003).
Bisa dikatakan, jika pH tanah tidak bernilai 7, maka proses tukar ion akan terganggu, dengan terganggunya proses tukar ion maka tanah menjadi kurang subur meski jumlah pupuk yang dipakai cukup banyak. Unsur hara akan mudah diserap oleh tanaman (akar tanaman) pada pH netral. Sementara pada tanah dengan pH masam banyak ditemukan ion-ion Al (Alumunium) yang memfiksasi (mengikat) unsur P, sehingga unsur P sulit untuk diserap oleh tanaman, padahal unsur P berperan untuk membantu tanaman dalam pembentukan bunga, buah dan biji, mempercepat pematangan buah/biji, serta memperkuat batang agar tidak mudah roboh.
Aktifitas jasad renik tanah juga sangat dipengaruhi oleh keadaan pH tanah, sekaligus berpengaruh terhadap ketersediaan unsur-unsur hara di dalam tanah. Pada umumnya unsur hara makro akan lebih tersedia pada pH agak masam sampai netral, sedangkan unsur hara mikro kebalikannya, yakni lebih tersedia pada pH yang lebih rendah. Unsur hara makro, seperti nitrogen, fosfor, kalium dan magnesium tersedia pada pH 6,5. Unsur hara fosfor pada pH lebih besar dari 8.0 tidak tersedia karena diikat oleh ion Ca. Sebaliknya jika pH turun menjadi lebih kecil dari 5.0, maka fostat kembali menjadi tidak tersedia. Hal ini dapat terjadi karena dalam kondisi pH masam, unsur-unsur seperti Al, Fe, dan Mn menjadi sangat larut. Dengan demikian, untuk memperoleh ketersediaan hara yang optimal bagi pertumbuhan tanaman dan kegiatan biologis di dalam tanah, maka pH tanah harus dipertahankan pada pH sekitar 6.0-7.0. (baranur/from many source)
Sumber:
Buku & Majalah Pertanian
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Budidaya Tanaman Mentimun
Mentimun (Cucumis sativus L.) adalah sayuran paling mudah diolah. Tidak perlu dimasak atau ditumis, cukup dicuci atau dikupas, dimakan ment...
No comments:
Post a Comment