Monday 28 November 2016

Mudah dan Menyenangkan Bertanam secara Akuaponik




Dengan akuaponik, kebutuhan sayuran dan ikan terpenuhi dari pekarangan sendiri.
Itulah yang dirasakan H. Ramin Saaman di Kramatjati, Jakarta Timur, sejak 2005. Ia membangun 4 kolam semen masing-masing berukuran 4 m x 6 m dengan kedalaman air 40 cm. Di salah satu kolam, ia menanam kangkung dengan pipa berukuran 3 inci yg melekat di dinding. Enam talang air sepanjang satu meter yang berisi kangkung dan pakcoy di topang penyangga kayu di dalam kolam.

Ramin memanen kedua sayuran berumur 21 hari itu dengan cara pangkas. Ia tidak menimbang hasil panen itu, tetapi warung sayur di dekat kediamannya langsung membeli seharga Rp. 20.000,- per talang. Dari 4 talang ia memperoleh Rp. 80.000,- per panen. Dengan cara pangkas, ramin tidak perlu memanen ulang, sepuluh hari berikut nya ia panen kedua, sementara panen ke 3 - 5 sepekan sekali. Setelah 5x panen barulah Ramin menanam ulang sayuran. Singkatnya , ia memperoleh Rp.400.000,- dari 5x panen selama 31 hari hanya dengan sekali menanam, itu belum termasuk hasil dari kolam.

Panen Ikan
Di dalam Kolam berisi lebih kurang 800 ikan, terdiri atas nila dan patin. Pada bulan ke-6 pasca tebar, Ramin panen, bobot ikan rata-rata 0,5 kg dengan harga rata-rata Rp.15.000. Ia meraup omzet Rp 6 juta setelah 6 bulan atau rata-rata Rp1 juta per bulan. Yang istimewa ia tidak menaburkan pellet pabrik sebagai pakan, ia hanya memberikan sayuran apkiran dari pasar. Total pendapatan per bulan dari budidaya akuaponik lebih kurang mencapai Rp1,6 juta.

Media Tanam
Prinsip akuaponik adalah memadukan akuakultur alias budidaya ikan dan hidroponik sayuran atau buah .Ikan menghasilkan amonia, sementara tanaman memerlukan nitrat dan nitrit. Kata Prof. Jordan Hwang, praktikus akuaponik di Taiwan. Kedua sistem itu di padukan sehingga air bersih dari amonia dan sisa pakan. Sementara tanaman memperoleh nutrisi dari dalam kolam. Sistem hidroponik menjadi penyaring mekanis kotoran padat dan biologis air untuk ikan.

Jantung” sistem akuaponik adalah bakteri nitrifikasi. Menurut Jordan populasi bakteri menentukan efektivitas pembersihan air dari amonia. Rahasianya dari pemilihan media tanam yang mampu mempertahankan populasi makhluk liliput itu. Dalam Small-Scale Aquaponic Food Production Integrated Fish And Plant Farming, Christopher Somerville, konsultan bahan pangan dan pertanian dunia (FAO) menuliskan bahwa setiap 200 g pakan ikan setara 10 kg ikan per hari memerlukan sistem penyaringan biologis sampai 300 liter . Christopher menganjurkan penggunaan batu pecah seperti yang di gunakan untuk bahan bangunan sebagai filter mekanis dan biologis sekaligus. Dengan konstruksi akuaponik media bed (lihat Akuaponik Ajuran FAO), media batu pecah mampu meyokong ikan hingga 20 kg tanpa perawatan rumit. Berbeda dengan yang dilakukan Ramin, ia menggunakan media tanam berupa kompos kasar dan cocopeat dengan bandingan 1:2 .

Kelebihan bahan itu adalah mampu menyimpan banyak air, Ramin hanya menyalakan pompa sirkulasi pada pagi dan sore hari. “Begitu air mengalir dari saluran keluar, pompa saya matikan karena itu menandakan media sudah basah,” kata Ramin . Ia tidak rutin mengganti bahan media, hanya menambah media baru ketika jumlah nya berkurang. Menurut Dr. Yudi Sastro, S.P., M.P., Kepala Seksi Kerja Sama, Pelayanan dan Pengkajian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (KSPP BPTP) Provinsi DKI Jakarta, sejati nya amonia dari kotoran ikan cukup untuk menyokong kehidupan tanaman terutama sayuran daun. “Hitungan dasarnya, tangki air berisi 100 ikan berbobot 200-250 gr menghasilkan nutrisi yang cukup untuk sayuran daun seluas 16 m2 . Kompos hanya menjadi penyangga kalau sewaktu-waktu sebagian ikan di panen,” kata Doktor Mikrobiologi alumnus Universitas Gadjah Mada itu.

Air Tidak Jernih
Pada budidaya akuaponik, air kolam cenderung tidak jernih. Hal itu bisa dilihat pada instalasi akuaponik dengan rak sayuran 5 tingkat yang aktif beroperasi. Rak sayuran berisi selada dan lattuce, semantara bak fiber 0,6 m x 1,2 m dengan air setinggi 30 cm berisi 100 lele. Rak terbuat dari talang polovinil klorida (PVC) dengan dua ukuran: 70 cm dan 50 cm. Rak tanaman berisi pot plastik berdiameter 15 cm . Di dalam pot terdapat media tanam paduan zoelit dan kompos dari bekas media cacing dengan perbandingan 3:1. Pompa akuarium berdaya rendah menyedot air dari dasar bak melalui sebuah pipa PVC berdiameter ¾ inci, air naik ke rak atas turun ke rak bawahnya demikian seterus nya sampai rak terbawah lalu kembali ke bak fiber.
Warna air tidak jernih dan agak kecoklatan. Hal ini menunjukkan bahwasannya air bebas amonia.

Semoga bermanfaat

Written by: Baranur

Sumber:
Buku & Majalah Pertanian


No comments:

Post a Comment

Budidaya Tanaman Mentimun

Mentimun (Cucumis sativus L.) adalah sayuran paling mudah diolah. Tidak perlu dimasak atau ditumis, cukup dicuci atau dikupas, dimakan ment...