Sunday 12 February 2017

Budidaya Selada


Selada (Lactuca saliva L) merupakan sayuran daun yang berumur semusim dan termasuk dalam famili Compositae. Terdapat dua kelompok besar budidaya selada yang berkembang di Indonesia. Pertama, selada daun bentuk korp-nya bulat lepas, daunnya hijau mengembang. Kedua, selada korp (heading lettuce) bentuk korp-nya bulat atau lonjong dan korp-nya padat.

Dari dua jenis diatas yang paling banyak dibudidayakan adalah tipe selada daun, bentuk daunnya bergelombang cenderung berkerut-kerut, atau populer dengan nama selada keriting. Selada keriting toleran ditanam di daerah tropis dan panas sekalipun. Jenis selada keriting bahkan bisa tumbuh dengan subur di dataran rendah dan panas seperti Jakarta. Selada jarang dibuat sayur, biasanya hanya dibuat salad atau lalapan.

Selada tumbuh baik di dataran tinggi (pegunungan). Di dataran rendah kropnya kecil-kecil dan cepat berbunga.Pada dasarnya suhu optimal bagi budidaya selada kriting berkisar antara 15-25°C dengan ketinggian 900 meter hingga 1.200 meter dari permukaan laut serta pH tanah antara 5-6,5. Jenis tanah yang disukai selada adalah lempung berdebu, lempung berpasir, dan tanah yang masih mengandung humus. Meskipun demikian, selada masih toleran terhadap tanah yang miskin hara asalkan diberi pengairan dan pupuk organik yang memadai.Selada dapat pula ditanam pada musim kemarau dengan pengairan atau penyiraman yang cukup.

1. Benih
Selada diperbanyak diri dengan biji. Biji atau benih selada diperoleh dengan menumbuhkan tanaman selada hingga berbunga dan berbuah. Setelah tua baru diambil bijinya. Kebutuhan benih selada per satu hektar lahan adalah +250-400 gram. Untuk mendapatkan hasil optimal, benih selada keriting sebaiknya disemai terlebih dahulu sebelum ditanam di hamparan lahan yang luas.

Beberapa jenis selada yang banyak dibudidayakan antara lain adalah:
a. Selada mentega atau juga disebut selada bokor/selada daun. Bentuk kropnya bulat, akan teta pi lepas/keropos.
b. Selada (heading lettuce) atau selada krop. Bentuk krop ada yang bulat ada pula yang lonjong/bulat panjang. Kropnya padat/kompak.









2. Persemaian
Biji dapat langsung ditanam di lapangan, tetapi pertumbuhan tanaman lebih baik melalui persemaian. Ada berbagai jenis media penyemaian untuk budidaya selada, diantaranya dalam polybag, daun pisang, sistem tray.

Siapkan bedengan dengan lebar satu meter dan tinggi sekitar 15 cm, panjang bedengan disesuaikan dengan kebutuhan. Posisi bedengan harus ditempat terbuka dan jauh dari gangguan binatang. Campurkan pupuk kandang, tanah dan arang sekam dengan perbandingan 1:1:1. Pupuk kandang yang digunakan harus sudah betul-betul matang untuk menghindari tumbuhnya mikroorganisme yangn tidak diharapkan.

Kegunaan pupuk kandang untuk memperkaya unsur hara dan nutrisi. Arang sekam diperlukan untuk menggemburkan tanah agar pencabutan bibit tidak merusak akar tanaman. Apabila tanah terlalu asam, berikan juga kapur pertanian atau dolomit secukupnya. Derajat keasaman yang ideal untuk budidaya selada adalah pH 5 sampai 6,8.

Siram media penyemaian dengan air untuk memberikan kelembaban pada benih yang akan ditabur. Usahakan jangan sampai basah menggenang karena bisa membusukan tanaman. Tebarkan benih selada secara merata diatas bedengan. Padat penebaran benih adalah 100 gram per 10 meter persegi bedeng semai. Apabila penyemaian dilakukan pada musim kemarau, ada baiknya berikan mulsa berupa rumput, jerami atau daun kering diatasnya. Hal tersebut berguna untuk mengurangi penguapan akibat terik matahari.

Buatlah naungan diatas bedengan tersebut. Gunanya, pada musim hujan untuk melindungi bibit yang baru tumbuh dari limpahan air hujan secara langsung. Pada musim kemarau, untuk menaungi bibt dari sengata matahari yang terlalu terik. Tutupan bedengan bisa menggunakan paranet, karung plastik atau plastik bening. Upayakan membuat tutupan yang bisa ditutup buka, sehingga pada pagi dan sore hari tutup bisa dibuka agar mendapat penyinaran maksimal. Dan, pada siang hari bisa ditutup untuk melindungi dari sengatan matahari.

Perawatan pada tahap penyemaian ini adalah penyiraman rutin, penyiangan gulma dan pengawasan hama dan penyakit. Bibit selada keriting bisa dipindahkan setelah berdaun 4-5 helai atau berumur 3-4 minggu sejak benih ditebar.











3. Pengolahan Tanah
Pengolahan lahan untuk budidaya selada keriting tergantung pada jenis, struktur dan tekstur tanahnya. Apabila tanah yang akan dipakai sangat keras, lakukan penggarpuan terlebih dahulu, setelah itu baru dilakukan penggemburan dengan cara dicangkul. Tanah dicangkul sedalam 20-30 cm. Kemudian diberi pupuk kandang sebanyak +10 ton/ha, diaduk dan diratakan. Kemudian tanah dibuat bedengan lebar 100-120 cm tinggi 15 cm dan panjang kurang lebih 10 meter atau tergantung kondisi lahan.  .
Agar bedengan tetap kering, terutama di lahan-lahan basah seperti bekas sawah, tanah untuk bedengan ditinggikan 20 cm, dikiri dan kanan bedengan dibuat gang untuk saluran drainase ±25 cm. Lebar bedengan tidak diperkenankan terlalu lebar untuk memudahkan pemeliharaan.

Budidaya selada keriting memerlukan lingkungan keasaman yang netral dengan pH ideal 5-6,8. Apabila kondisi tanah asam sebaiknya dilakukan proses penetralan terlebih dahulu dengan kapur. Sedangkan bila tanah terlalu basa netralkan dengan belerang atau gipsum. Misalnya, untuk menetralkan tanah yang memiliki pH 5,5 diperlukan kapur sebanyak 0,1 kg per meter persegi sehingga derajat keasaman naik menjadi pH 6,5. Sebaliknya untuk menurunkan pH tanah bisa diberikan belerang atau gipsum sebanyak 0,6 kg per meter persegi.

Untuk memperkaya humus tanah dicampur dengan pupuk kandang yang telah matang atau pupuk kompos. Jumlah pupuk kandang yang disarankan untuk kotoran ayam adalah 20 ton per hektar. Kalau kita menggunakan pupuk kompos, jumlah kompos yang disarankan sebanyak 2 kg per meter persegi. Pemberian pupuk organik bertujuan untuk menggemburkan lahan dan mempertinggi aktifitas mikroorganisme didalam tanah. Setelah tanah dicampur dengan pupuk kandang atau kompos, diamkan selama 2 hari, kemudian haluskan kembali tanah dengan pencangkulan.
Setelah lahan siap pindahkan bibit selada keriting dari tempat penyemaian.

4. Penanaman
Dalam memindahkan tanaman, sebaiknya angkat dengan tanah yang menyangga zona perakaran. Penanaman dilakukan dengan cara ditugal atau dilubangi dengan tangan saja. Besar dan dalam lubang tanam disesuaikan dengan perakaran bibit selada keriting yang akan dipindahkan. Atur jarak tanam sebesar 10 x 15 cm atau 25 cm x25 cm atau 20 cm x30 cm..

Apabila benih akan di tanam langsung, maka dibuat alur/garitan dengan cangkul yang dimiringkan. Penanaman secara langsung dilakukan dengan cara menyebar benih dan ditabur dalam garitan yang telah ditentukan. Jika melalui persemaian, bibit ditanam dengan jarak tanam seperti tersebut di atas, sehingga dalam satu bedengan dapat memuat 4 baris tanaman.

5. Perawatan dan Pemeliharaan
Perawatan yang dilakukan dalam budidaya selada diantaranya penyiraman, pemupukan dan penyiangan. Bila ada tanaman yang mati, segera disulam.

Penyiraman
Penyiraman dilakukan sesuai dengan cuaca yang ada. Jika tidak ada hujan lakukan 2 kali penyiraman dalam satu hari setiap pagi dan sore. Penyiraman bisa dilakukan pada siang hari namun dengan intensitas air yang cukup banyak untuk menghindari layu mendadak pada tanaman.

Pemupukan 
Setelah bibit yang ditanam berumur 2 minggu, apabila tanaman kurang subur yang ditandai dengan warna hijau yang pudar, berikan tambahan pupuk kandang sebanyak 2 ton per hektar. Pupuk kandang yang digunakan hendaknya yang mengandung unsur nitrogen tinggi seperti kotoran ayam. Pada umur tanaman mencapai 20 hari sejak semprotkan pupuk cair organik dengan dosis 3 liter per hektar.

Selain pupuk kandang, diperlukan pupuk Kimia terutama yang mengandung unsur Nitrogen (N) yang tinggi. Pada umur 2 minggu setelah tanam, pupuk N diberikan di dalam garitan sejauh ±5 cm dari tanaman. Kemudian pupuk ditutup dengan tanah. Dosis pupuk dengan unsur Nitrogen ± 60 kg/ha atau pupuk ZA (mengandung unsur Nitrogen dan Sulfur) dengan dosis 300 kg/ha. Pupuk tersebut dapat diberikan dua kali dengan selang 2 minggu,

Penyiangan
Meskipun siklus panennya cepat, penyiangan tetap diperlukan karena tanaman selada ini memiliki akar yang dangkal sehingga daya saingnya sangat rendah dibanding tanaman pengganggu. Untuk itu perlu ada penyiangan yang teratur dengan cara mencabut tanaman pengganggu. Dalam budidaya selada biasanya diperlukan minimal satu kali penyiangan gulma selama masa budidaya.

Cara penyiangan gulma sedkit berbeda pada musim kemarau dan penghujan. Pada musim kemarau gulma dicabut atau dipotong, kemudian dibiarkan di permukaan tanah. Gunanya sebagai tambahan pupuk hijau dan membentuk mulsa untuk mengurangi penguapan. Sehingga air untuk penyiraman bisa dihemat. Pada musim hujan, gulma harus dicabut dan bedengan harus bersih dari hijauan. Hal ini untuk menghindari tumbuhnya jamuir dan penyakit di sekitar tanaman selada akibat kelembaban yang tinggi.

6. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
OPT penting yang menyerang tanaman selada antara lain kutu daun (Myzus persicae) dan penyakit busuk akar karena Rhizoctonia sp.. Pengendalian OPT dilakukan tergantung pada OPT yang menyerang. Apabila diperlukan pestisida, gunakan pestisida yang aman sesuai kebutuhan dengan memperhatikan ketepatan pemilihan jenis, dosis, volume semprot, waktu, interval aplikasi dan cara a plikasi.

7. Panen dan Pascapanen
Budidaya selada dapat dipanen setelah berumur ± 2 bulan. Selada bisa dipanen 20-30 hari setelah bibit ditanam. Jadi, bila dihitung mulai dari penyemaian sampai panen, kira-kira dibutuhkan 40-60 hari. Produktiivitas tanaman selada keriting bisa mencapai 15-20 ton per hektar. Selada cepat layu, sehingga untuk menjaga kualitasnya harus ditempatkan di wadah berisi air.

Panen dapat dilakukan dengan cara mencabut batang tanaman dengan akar-akarnya atau memotong pangkal batang. Setelah dipanen, bagian akar selada kriting dicuci dan daun-daun yang rusak dibuang. Kelompokkan daun selada keriting berdasarkan ukuran. Pengerjaan pasca panen harus dilakukan dengan cepat dan segera karena tanaman selada keriting tak tahan panas dan penguapan. Apabila pengangkutan ke pasar ada jeda waktu yang lama, simpanlah sayuran tersebut di tempat yang lembab dekat dengan air atau secara rutin diciprati air.


No comments:

Post a Comment

Budidaya Tanaman Mentimun

Mentimun (Cucumis sativus L.) adalah sayuran paling mudah diolah. Tidak perlu dimasak atau ditumis, cukup dicuci atau dikupas, dimakan ment...