Friday 16 December 2016

Budidaya Tanaman Rosella


Tanaman rosela dapat tumbuh di berbagai daerah dengan agroklimat yang beragam, dari daerah tropis yang sangat kering sampai subtropis yang lembap. Pada awalnya rosela dibudidayakan untuk memperoleh serat batangnya. Serat tersebut merupakan bahan baku untuk membuat tali. Tetapi dengan adanya tas yang terbuat dari bahan plastik, serat alami mulai ditinggalkan. Oleh karena itu, pemanfaatan budidaya rosela mulai bergeser sebagai bahan makanan, minuman, dan obat.



a.  Persyaratan lingkungan tumbuh
Rosela tumbuh cepat dan optimal apabila kondisi lingkungannya sesuai, yaitu pada ketinggian 0-900 meter di atas permukaan laut, dengan curah hujan rata-rata 125-250 mm/thn. Tanaman ini juga mudah tumbuh dihampir semua jenis tanah yang banyak mengundung humus, gembur, dan mempunyai drainase balk dengan pH berkisar antara 6,5-7,5. Pada kondisi tanah kurang subur, rosela tetap dapat tumbuh asal drainasenya baik.

Pada awal penanaman sekitar 4-5 bulan pertama rosela membutuhkan banyak sinar matahari untuk mencegah munculnya bunga prematur. Bunga prematur atau bunga yang muncul sebelum waktunya cenderung mempunyai kualitas rendah. Pada mas pertumbuhannya, rosela membutuhkan curah hujan yang tinggi. Jika curah hujan tidak mencukupi dapat diatasi dengan drainase yang baik.

Pada saat bunga mulai muncul sampai mas pemanenan tanaman rosela justru membutuhkan musim kering. Suhu udara dan kelembapan tinggi atau hujan pada saat pembungaan dan pembuaahan dapat menurunkan produksi. Begitu pula saat pengerigan, jika udara terlalu lembap akan menurunkan kualitas hasil panen.

b.  Persiapan lahan
Persiapan lahan untuk menanam rosela sama seperti tanaman tahunan lainnya. Sebelum dilakukan penanaman, lahan yang akan digunakan harus di olah terlabih dahulu. Agar perakaran dapat berkembang dengan baik dilakukan pengolahan tanah yang agak dalam. Jikan benih langsung ditanam, lubang tanam dapat dibuat langsung pada saat tanam dengan menggunakan tugal yang terbuat dari kayu bulatberdiameter 20 cm, dengan ujung bawah runcing. Gunakan dengan tali rapia agar lajur rapi. Untuk menanam bibit, buat lubang tanam dibuat sekitar seminggu sebelum tanam kemudian beri campuran pupuk kandang atau pupuk dasar.

c.  Pembibitan
Tanaman rosela lebih sering sikembang biakan dengan biji yang disebar lahan penanaman. Bibit juga dapat di peroleh dari stek, tapi cara ini jarang digunkan karena hasil produksinya akan mempunyai kualitas yang rendah.

d. Penanaman
Menanam rosela cukup mudah. Tanaman ini dapat ditanam dengan menyamaikan benih terlebih dahulu maupun dengan menyemai bibit dalam poli bag. Penanaman dapat dilakukan dengan menggunakan sistem monokultur, yaitu rosela di tanam tidak bersamaan dengan tanaman lain. Rosela dapat ditanam dengan jarak tanam rapat dan dapat dikelolah secara intensif. Sistem ini terutama diterapkan pada pekebunan.

Rosela dapat juga ditumpangsarikan dengan tanaman yang lain asalkan cukup mendapatkan sinar matahari. Penanaman ini secara tidak langsung juga mengakibatkan tanaman rosela terawat karena ada penyiangan dan pemupukan tanaman tumpang sari. Dengan tumpang sari selain mengurangi resiko serangan hama penyakit juga diperoleh dipersifikasi hasil. Pada awal pertumbuhannya rosela membutuhkan curah hujan yang tinggi. Oleh karena itu, sebaiknya penanaman dilakukan pada awal musim penghujan atau pada 4-5 bulan sebelum berakhirnya musim hujan, sehingga kebutuhan air cukup tersedia.

1.  Menanam benih langsung dilahan
Rosela dapat ditanam dengan menyemaikan benih secara langsung dilahan penanaman. Sistem penanaman benih langsung dilahan dapat menghemat tenaga kerja. Benih yang digunakan dipilih dari biji yang sudah tua atau dari buah yang sudah masak dipohon. Dalam satu lubang tanaman biasanya diisi 3-4 biji, sehingga untuk menanam rosela 1 ha dibutuhkan biji sekitar 1 kg.



Cara penanaman benih langsung dapat dilakukan sebagai berikut.
Ø Setelah tanah diolah, buatlah lubang tanam. Karena rosela mempunyai sistem perakaran yang dalam disarankan untuk menanam benih dengan kedalaman yang cukup sekitar 2,5-3 cm.
Ø Masukkan 3-4 butir benih kedalam lubang tanam kemudian tutup dengan tanah.
Ø Pilih tanaman yang baik pertumbuhannya sehingga hanya tinggal satu tanaman per lubang.
Ø Apabila pertumbuhan tanaman dalam satu lubang tanam tidak baik, dapat disulam dengan tanaman yang sehat.

2.  Menanam bibit di lahan
Bibit rosela diperoleh dengan menyemaikan biji dalam poli bag. Bibit rosela dalam poli bag yang tingginya kurang lebih mencapai 7,5-10 cm siap untuk ditanam dilahan. Penanaman bibit dapat dilakukan dengan sebagai berikut.
Ø Setelah tanah diolah, buat lubang tanam.
Ø Bukan poli bag dengan gunting.
Ø Masukkan bibit beserta media tanam kelubang tanam.
Ø Tutup dengan tanah.

e.  Merawat tanaman rosela
Merawat tanaman rosela seerti merawat tanaman pada umumnya. Kegiatan yang dilakukan yaitu pemupukan, pengairan pada musim kering, penyiangan pada saat tanaman masih muda, dan mengendalikan hama penyakit.

1.  Pemupukan
Pada prinsipnya, pemberian pupuk bertujuan untuk menambah ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Jenis dan dosis pupuk yang diperlukan disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah. Untuk mendapatkan kelopak bunga yang besar, tanaman perlu diberi pupuk organik maupun anorganik. Pupuk organik yang diberikan pada wal penanaman dapat berupa pupuk kandang maupun kompos. Pupuk anorganik yang umum debikan adalah urea dan NPK. Pupuk kandang diberikan sebelum tanah diolah, dosisnya 50- 60 pak/ 1000 m2. Pupuk lanjutan diberikan 2 kali yakni pada umur 2-3 minggu dan 1,5 bulan setelah tanam. Pupuk usulan pertama menggunakan urea 20-30 g setipa lubang tanam kemudian NPK 30-50 g setiap lubang tanam.

2.  Pengairan
Pada awal pertumbuhannya, rosela memerlukan banyak air. Jika tidak ada hujan, pengairan dilakukan 1 minggu sekali. Seluran air atau drainase dibuat di antara 2 bedengan pengairan tidak boleh dilakukan dengan cara penggenangan. Periksa saluran drainase secara berkala sekaligus saat melakukan pembersihan gulma. Rumput yang tumbuh disaluran drainase juga perlu disiangi.

3.  Penyiangan
Penyiangan bertujuan untuk membersihkan lahan dari gulma atau tanaman lain yang dapat merusak atau mengganggu pertumbuhan rosela. Gulma yang tumbuh disekitar tanaman menggunakan penyerapan nutrisi. Lahan yang bebas gulma menjamin tanaman rosela tumbuh lebih baik karena dapat menyerap nutrisi secara optimal. Pengendalian gulma disekitar tanaman dapat dilakukan secara manual/mekanis maupun kimia. Untuk skala penanaman yang luas gulma dapat dibasmi menggunakan pestisida. Penyemprotan dilakukan secara hati-hati agar tidak mengenai tanaman rosela.

Untuk penanaman dalam skala kecil maupun tumpang sari penyiangan cukup dilakukan secara manual atau mekanis dan membabat gulma menggunakan cangkul. Penyiangan runput dan tanaman lain yang mangganggu akan meningkatkan hasil panen sekaligus memperbesar ukuran kelopak bunga. Bersamaan dengan penyiangan untuk mengendalikan gulma perlu dilakukan pembubunan barisan tanaman. Pembubunan yaitu menaikkan tanah pada baris-baris tanam sehingga berbentuk seperti gundukan. Dengan begitu, bagian yang rendah dapat dialiri air.

4.  Penyulaman
Kegiatan penyulangan dimaksudkan untuk mengganti tanaman yang rusak, mati, tidak mau tumbuh, atau menanami areal kosong karena tidak tertanam. Penyulaman sebaiknya dilakukan dengan menggunakan bibit yang sama pada waktu penanaman awal.

f.  Pengendalian hama dan penyakit
Serangan hamadan penyakit yang terjadi pada tanaman merupakan salah satu faktor penghambat produksi yang optimal masalah hama dan penyakit pada tanaman rosela yang ditumpang sarikan umumnya hanya sedikit atau hampir tidak ada. Namun penanaman roselapada sekala luas dengan sistem monokultur sangan berpotensi munculnya hama dan penyakit. Apabila tidak ditangani dengan baik, munculnya hama dan penyakit akan mengganggu pertumbuhan tanaman dan menurunkan produksi. Tidak jarang serangan ham dan penyakit dapat menggagalkan panen.

Musuh utama rosela adalah hama nematode heterodera rudicicola. Hama ini menyerang bagian batang dan akar. Serangan nematode jenis ini dapat dicegah dengan melakukan pengairan secara terus menerus. Selain itu pergiliran tanama juga perlu dilakukan untuk memutus siklus hidupnya. Kerusakan yang disebabkan oleh serangan serangga juga dimungkinkan tetapi hanya sedikit. Serangga yang menyerang rosela diantaranya jenis penggerek batang dari famili coleopteran. Batang yang diserang dapat menyebabkan tanaman rebah atau tanaman mudah patah jika  diterpa angin.

Selain itu terdapat serangga pemakan daun, sebagai contoh kumbang jenis podagrica spp serangga pemakan pucuk dan daun tanaman mudah. Hama lain yang dapat menyerang rosela adalah aphis gossypii menyerang tanaman dengan cara menghisap cairan daun dan bunga. Umunya, hama ini meyerang kelopak yang siap panen hama lain yang menyerang tanaman rosela adalah kutu tepung kutu ini mempunyai ukuran tubuh 4 mm, terbentuk oval, agak pipih, dan ada beberapa bagian benjolan pendek di sepanjang sisi tubuh badannya. Kutu ni menghasilkan sekresi lilin berwarna putih dalam tepung, sekresi lilin iini lah ang melindungi tubuhnya. Penyebaran dibantu dengan angin, hujan, dan binatang lain seperti semut. Nimfa atau kutu dewasa menghisap cairan pada bagian tanaman mudah dan memeproduksi embun madu yang disukai semut. Kutu biasanya bersembunyi dibalik daun. Untuk mengendalikannya disemprotkan pestisida pembasmi kutu.

Sampai saat ini hama yang diketahui banyak menyerang tanaman rosela di Indonesia adalah belalang. Hama belalang dapat di kendalikan dengan penyemprotan pestisida sedangkan penyakit yang umum menyerang adalah busuk akar. Penyakit ini biasanya menyerang perakaran tanaman muah terutama pada musim hujan atau pada saat tanah terlau lembap, baik karena pengairan yang berlebihan maupun drainase tanahnya kurang baik. Untuk mengatasi penyakit busuk akar dengan cara mencabut tanaman yang terserang kemudian dibakar supaya tidak menular pada tanaman lain.


Sumber:
Buku dan Majalah Pertanian

No comments:

Post a Comment

Budidaya Tanaman Mentimun

Mentimun (Cucumis sativus L.) adalah sayuran paling mudah diolah. Tidak perlu dimasak atau ditumis, cukup dicuci atau dikupas, dimakan ment...